Rabu, 06 Maret 2013

Pengaji Tangguh


Oleh : Ilyas Yusuf

Kala pusat rohaniah mengisyaratkan ketangguhan
Dan jasmaniah tergerak menjalaninya
Aku kembali akan bercerita
Tentang kisah-kisah kenangan

Sekawan cilik yang waktu itu ku ceritakan
Kembali menggeliat menantang alam
Kali ini, bukan tentang kekuatan jasmani
Tetapi, tentang ketangguhan rohani

Sama seperti kehidupan bocah desa lainnya
Habis malam terbitlah pagi, begitulah jua
Habis sekolah di waktu pagi
Lalu berangkat mengaji setelahnya

Hmm…!!!
Yang teringat waktu lalu
Banyak tantangan yang menghadang laju
Hewan pemburu penakut, dan
Si kerbau yang setengah gila

Dan teringat juga waktu lalu
Sekawan cilik sesekali berjalan berlari
Di bawah terik matahari atau guyuran hujan
Sambil agak berlari, dan berlomba sepeda

Jarak hanya bisa menjadi tantangan
Waktu mungkin mengiramakan kejadian
Yang telah menua telah terjadi
Mungkin membusuk, atau  terkenang mewangi

Dan yang teringat juga waktu lalu
Mereka melihat pohon yang berbuah
Memetik dengan sukarela, padahal milik Pak Tua
Mereka berucap “Perutku mencekam memaksa”

Pengaji tangguh,
Bukan makna sesungguhnya
Bacaan yang fasih atau dalil yang sempurna
Namun, karena kencangnya berlari ria
Melawan hewan pemburu penakut
Memaki kerbau yang setengah gila
Menempuh jarak yang menguras  otot
Bersepeda dengan tiga pengendara
Apalagi perut yang sering mencekam
Itu adalah pengaji tangguh

Ini sedikit cerita yang teringat
Meraih masa lalu ternyata lebih sulit
Karena “lalu” tak bisa diperbaiki
Tetapi “lalu” dapat dipelajari
Share:

0 komentar:

Posting Komentar